WANPRESTASI HUBUNGAN KERJA SUBKONTRAKTOR ANTARA PIHAK PT. ANUGRAH PUTRA PRIMA PERKASAI TERHADAP PIHAK PT. WIKA MODERN, Kso

bagai industri barang dan jasa. Di dalam pelaksanaan pembangunan konstruksi,
pihak pemberi pekerjaan menginginkan agar suatu sarana bangunan yang dibangun
itu dapat diselesaikan tepat waktu dan sesuai seperti yang tertera dalam kontrak serta
mempunyai mutu yang baik. Ketentuan mengenai perjanjian pemborongan ini juga
sudah diatur dalam pasal 1601b KUHPerdata, akan tetapi dalam pelaksanaan
pekerjaan sering terjadi wanprestasi. Wanprestasi tersebut dapat terjadi karena faktor
kesengajaan maupun diluar kehendak para pihak. Dari latar belakang tersebut, maka
yang menjadi permasalahan adalah Bagaimanakah pengaturan tentang Ketentuan Jasa
Konstruksi dan Subkontraktor. Bagaimana bentuk dan faktor terjadinya Wanprestasi
dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi, dan Bagaimana Tanggungjawab PT.
Anugerah Putra Prima Perkasa selaku pihak Sub-kontraktor kepada PT.WIKAModern, Kso selaku main contractor atas Wanprestasi dalam Perjanjian
Subkontraktor.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian yang bersifat deskriptif dan
menggunakan jenis penelitian hukum yuridis empiris dengan meneliti pengaturan
hukum dan pelaksanaannya yang dilakukan oleh pihak-pihak terkait.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaturan tentang Jasa Konstruksi dan
Subkontraktor terdapat pada Undang-Undang No.2 Tahun 2017 didalam pasal 1 ayat
8. Bentuk wanprestasi yang terjadi ialah subkontraktor tidak melaksanakan pekerjaan
dengan tepat waktu sesuai denga perjanjian yang telah disepakati, maka pihak
maincontractor dapat memberikan somasi kepada subkontraktor dan somasi serta
musyawarah tidak menemukan titik temu diantara kedua belah pihak, maka pihak PT.
WIKA-Modern, Kso dapat mengenakan ganti rugi serta dapat melakukan pemutusan
hubungan pekerjaan.