Kemampuan Blend Policy Dalam Mengendalikan Keseimbangan Neraca Perdagangan Akibat COVID-19 Di Five Top Asian Export Countries (FITASPORTRIES)

Mewabah COVID-19 tak hanya memberi dampak besar bagi dunia kesehatan, namun juga berdampak bagi pola hidup masyarakat yang menjadi semakin konsumtif. Ini sejalan dengan penerapan – penerapan kebijakan yang dilakukan di berbagai negara yang menyebabkan tingkat neraca perdagangan antar negara mengalami perubahan, terutama pada 5 negara yang menjadi pengekspor terbesar di Asia. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kontribusi dari interaksi variabel kebijakan moneter dengan kebijakan fiskal dalam mengendalikan keseimbangan neraca perdagangan di kondisi perekonomian saat ini yang sedang dilanda oleh pandemi COVID-19. Jenis penelitian ini adalah analisis kuantitatif dengan menggunakan data sekunder runtut waktu dari bulan November 2019 sampai dengan bulan Februari 2021 (time series). Metode analisis yang digunakan adalah Vector Autoregression (VAR), dilihat dari analisis Impulse Response Function (IRF) dan Forecast Error Variance Decomposition (FEVD), Panel AR Distributed Lag Models (ARDL) dan Uji Beda (Paired Sample Test). Hasil analisis IRF diketahui bahwa stabilitas respon dari seluruh variabel terbentuk pada periode 8 atau jangka menengah dan jangka panjang, dimana respon variabel lain terhadap perubahan satu variabel menunjukan variasi yang berbeda baik dari respon positif ke negatif atau sebaliknya, dan ada variabel yang responya tetap positif atau tetap negatif dari jangka pendek sampai jangka panjang. Hasil analisis FEVD menunjukkan bahwa variabel yang dominan terhadap variabel itu sendiri dalam jangka pendek, menengah dan panjang adalah Neraca Perdagangan, SB, JUB dan INF sedangkan yang dominan terhadap variabel lain adalah SB dan KURS. Kemudian hasil Panel ARDL secara keseluruhan dalam jangka panjang ternyata TAX, GOV dan GDP berpengaruh terhadap keseimbangan neraca perdagangan di Five Top Asian Export Countries. Hasil analisis Uji Beda menunjukkan bahwa negara Jepang dan Indonesia mengalami surplus neraca perdagangan hasil juga menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan baik sebelum dan selama masa pandemi COVID-19.