Analisis Kebijakan Moneter Dalam Mendukung Stabilitas Nilai Tukar di Four Emerging Market

Penelitian ini menganalisis variabel kebijakan moneter terhadap kestabilan Nilai Tukar. Dimana tujuan penelitian ini untuk melihat kontribusi variabel Inflasi, Jumlah Uang Beredar, Suku Bunga, Cadangan Devisa dalam mengatasi Nilai
Tukar. Masalah yang selama ini ada yaitu kurang tepatnya kebijakan yang digunakan dalam menjaga kestabilan Nilai Tukar. Namun dalam penelitian ini memprediksi mampu menggunakan kebijakan moneter dalam penanganan masalah Nilai Tukar. Terdapat empat negara yang akan diteliti yaitu Indonesia, Malaysia, Thailand dan Filipina. Analisis data untuk memprediksi efektivitas kebijakan moneter dalam jangka pendek, menengah dan jangka panjang yaitu menggunakan Vector Autoregression (VAR). Sedangkan untuk melihat leading
indicator pernegara menggunakan metode Panel ARDL. Sumber data yang digunakan yaitu data skunder yang berasal dari Worldbank. Dalam menganalisis data pada penelitian ini menggunakan Software Eviews 10. Hasil penelitian Vector
Autoregression (VAR) diketahui bahwa efektivitas kebijakan moneter dikendalikan dengan tiga tahap. Dimana dalam jengka pendek, menengah dan jangka panjang variabel Kurs itu sendiri, Suku Bunga, Jumlah Uang Beredar, Inflasi dan Cadangan Devisa dapat menopang Kestabilan Nilai Tukar. Lalu hasil dari analisis Panel ARDL diketahui bahwa variabel Suku Bunga dan Jumlah Uang Beredar mampu menjadi leading indicator utama (Indonesia, Malaysia, Thailand dan Filipina), akan tetapi posisinya tidak stabil dalam short run dan long run. Leading indicator utama dari efektivitas kebijakan moneter yang mampu menjadi leading indicator negara Indonesia, Malaysia, Thailand dan Filipina dalam
menjaga kestabilan Nilai Tukar yaitu variabel Suku Bunga dilihat dari stabilitas short run dan long run. Dimana variabel Suku Bunga dalam jangka pendek dan jangka panjang signifikan terhadap kestabilan Nilai Tukar.