Model Statis Klasik dan Keynesian Terhadap Money Demand and Supply Selama Pandemi Covid19 in The Five ASEAN Countries With The Highest Inflation

Meningkatnya Permintaan Uang dan Penawaran Uang di setiap Negara di
tentukan oleh sistem dan kebijakan pemerintah dalam memajukan ekonomi
Negara. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis variabel PDB, JUB, Impor,
Ekspor Kurs, Model Statis Klasik dan Keynesian terhadap Money Demand and
Supply yang berpengaruh terhadap Inflasi dan Pengangguran di 5 negara
ASEAN yakni Myanmar, Laos, Filipina, Vietnam dan Indonesia. Jenis
penelitian ini adalah analisis kuantitatif dengan menggunakan data sekunder
runtut waktu dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2020 (time series) dan
cross-section yang di peroleh dari World Bank, CEIC, dan Trending Economic.
Teknik analisis data yang di gunakan adalah analisis regresi data panel dengan
Pooled Mean Group/AR Distributed Lag Models (PMG/ARDL) dan uji beda
(Paired Sample Test). Hasil estimasi data panel penelitian menunjukkan bahwa
Leading indicator efektivitas variabel dalam pengembangan Money Demand
and Supply antara lain variabel pengangguran, ekspor dan kurs signifikan
dalam jangka panjang, ekspor juga signifikan dalam jangka pendek
mempengaruhi Inflasi serta efektif dalam pengembangan Money Demand and
Supply dan secara panel PDB, JUB, Impor dan Kurs mampu menjadi leading
indicator dalam jangka panjang, serta PDB mampu menjadi leading indicator
dalam jangka pendek dalam Model Statis Klasik dan Keynesian terhadap
Money Demand and Supply pada Pengangguran. Secara Uji Beda, sebelum dan
selama pandemi COVID-19 terdapat perbedaan yang signifikan pada Inflasi dan
Pengangguran di Negara Vietnam dan Indonesia, akan tetapi tidak terdapat
perbedaan yang signifikan pada Inflasi di Negara Laos dan Filipina tetapi
signifikan pada Pengangguran. Untuk Negara Myanmar, memiliki perbedaan yang
signifikan pada Inflasi sebelum dan selama pandemi COVID-19 dan tidak
signifikan pada Pengangguran.