INTERVENSI OVERVALUED DAN UNDERVALUED KURS OLEH BANK SENTRAL TERHADAP PASAR MODAL DI 5 NEGARA ASIA TENGGARA

Penelitian ini bertujuan untuk menganilisis apakah intervensi overvalued dan
undervalued kurs yang dilakukan oleh bank sentral dapat berpengaruh terhadap pasar
modal di 5 negara Asia Tenggara yaitu, Indonesia, Malaysia, Singapura, Philipinan
dan Thailand. Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan data time series
dengan runtun waktu 2005-2019. Model analisis data yang digunakan pada penelitian
ini adalah analisis persamaan simultan, Vector Autoregression (VAR), menggunakan
metode Panel ARDL dan Uji beda. Hasil penelitian ini dengan estimasi persamaan
simultan menyatakan bahwa variabel foreign direct invesment (FDI) dan suku bunga
memiliki hubungan positif berpengaruh signifikan terhadap indeks harga saham
(IHS), variabel kurs memiliki hubungan positif namun tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap indeks harga saham (IHS), sedangkan variabel cadangan devisa
memiliki hubungan negatif berpengaruh signifikan terhadap indeks harga saham
(IHS). Hasil analisis dari VAR menunjukan bahwa variabel masa lalu juga
berkontribusi terhadap variabel sekarang, baik terhadap variabel itu sendiri maupun
variabel lainnya,Pada hasil estimasi juga terjadi hubungan timbal balik antara
variabel satu dengan variabel lainnya yang dimana semua variabel. Hasil analisis
data Panel ARDL menunjukan bahwa Cadangan Devisa mampu mejadi Leading
Indicator Terhadap Indeks Harga Saham dalam jangka panjang dan pendek. Adapun
hasil uji beda menunjukan bahwa indeks harga saham terjadi perbedaan yang
signifikan dari sebelum dan selama pandemi COVID-19. Dalam melakukan
intervensi Bank Sentral harus mengutamakan peningkatan Cadangan devisa dengan
melihat kondisi pasar agar tidak terjadinya kegagalan dan penurunan nilai tukar mata
uangnya.