Analisis Pengaruh Inklusi Keuangan Terhadap Stabilitas Ekonomi In The Seven Lowest Economic Stabilities In Southeast Asia Countries

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis variabel Inklusi Keuangan pada setiap
negara yang mampu menjadi leading indicator dalam menjaga stabilitas ekonomi
di negara Thailand, Indonesia, Myanmar, Singapura, Brunei Darusalam, Laos,
Malaysia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Panel
ARDL. Hasil penelitian adalah secara Panel Inflasi mempu menjadi leading
indicator dalam menjaga stabilitas ekonomi atau meningkatkan Pertumbuhan
Ekonomi di Thailand, Singapura, Myanmar, Indonesia, Brunei, Laos dan
Malaysia tetapi posisinya tidak stabil dalam short run dan long run. Dimana
menjaga tingkat Inflasi dapat mempengaruhi variabel lainnya yang pada akhirnya
akan berdampak pada stabilitas ekonomi di suatu negara. Lalu variabel Tabungan
mampu menjadi leading indicator utama dalam menjaga stabilitas ekonomi jika
dilihat dari stabilitas short run dan long run. Dimana meningkatkan jumlah
Tabungan pada masyarakat dapat meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi malalui
dana tersebut dapat dialokasikan atau dipergunakan dalam berinvestasi atau modal
stabilitas perekonomian. Sehingga rekomendasi kebijakan dalam meningkatkan
stabilitas ekonomi yakni dengan menjaga Tabungan. Dengan demikian dalam
mengambil kebijakan untuk stabilitas ekonomi Bank Sentral harus lebih berhatihati dalam mengatur tingkat Inflasi, karena tingkat Inflasi sendiri sangat
berpengaruh terhadap tingkat Tabungan. Dimana apabila meningkatnya tingkat
Inflasi maka dapat berpengaruh terhadap peynurunan Jumlah Tabungan
masyarakat, yang disebabkan oleh meningkatnya dorongan melakukan
pengeluaran membeli barang-barang tahan lama dan jangka panjang. Hal ini
berpengaruh terhadap Pertumbuhan Ekonomi di suatu negara.